Tugas Ringkasan & Sintesis Bacaan Ilmiah
Nama : M. Abdee Teguh Putra
NPM : 2620121002
Prodi : Teknik Industri
Mata Kuliah : Bahasa Indonesia
Tugas : Ringkasan & Sintesis Bacaan Ilmiah
KORELASI ANTARA PENGUASAAN KAIDAH BAHASA INDONESIA BAKU DENGAN SIKAP BERBAHASA PEMAKAINYA
(Correlation Between Mastery of Rule Indonesian Language Standard with Language Attitude the Wearer)
oleh
Febry Marindra Cysbya Erdlanda
Universitas Suryakancana
Pada era globalisasi ini banyak penutur atau pemakai bahasa Indonesia yang merupakan warga negara Indonesia asli terkesan enggan menggunakan bahasa Indonesia ragam baku dalam berbagai kesempatan, walaupun memang di beberapa kesempatan dan situasi tertentu kita diperbolehkan menggunakan bahasa Indonesia dengan beberapa ragam bahasa, sehingga dikenal adanya: ragam bahasa lisan dan tulisan ; ragam bahasa daerah atau dialek, ragam bahasa terpelajar, ragam bahasa resmi, dan ragam bahasa takresmi ; dan ragam bahasa bidang-bidang ilmu dan teknologi serta seni .
Tidak hanya terlihat enggan, para penutur atau masyarakat pemakai bahasa Indonesia terutama para pelajar juga sering entah dengan sadar atau tidak melabrak dan mengabaikan kaidah-kaidah yang terdapat dalam bahasa Indonesia. Yang paling dominan terlihat mengabaikan dan tak peduli terhadap kaidah-kaidah kebahasaan ini ternyata para generasi penerus bangsa yang masih bersekolah di berbagai jenjang pendidikan, mulai dari tingkat sekolah dasar, sekolah menengah pertama, sekolah menengah atas, dan bahkan tak jarang juga melanda para mahasiswa di perguruan tinggi. Padahal telah jelas pada kompetensi inti dalam kurikulum 2013 menyebutkan bahwa ‘siswa harus merasa bersyukur kalau mampu berbahasa Indonesia’. Pernyataan itu menunjukkan bahwa siswa dituntut dan harus bersyukur dengan bahasa yang dimilikinya, bukan sebaliknya, merasa bangga dan lebih percaya diri tak terhingga bila berbicara dengan bahasa asing sehingga sampai hati mengabaikan bahasa nasional dan bahasa negara dari bangsanya sendiri, yakni bahasa Indonesia.
Fenomena dan realita seperti tersebut di atas, sungguh sangat bertentangan dengan kaidah-kaidah bahasa Indonesia yang baik dan benar, karena bukan saja Undang-Undang Dasar 1945 Bab XV Pasal 36 yang dilanggar , tetapi juga perilaku seperti itu menunjukkan adanya sikap negatif terhadap bahasa Indonesia dan juga telah adanya erosi rasa kebangsaan terhadap Negara Kesatuan Republik Indonesia sehingga berdampak pada melemahnya rasa cinta, setia, dan bangga terhadap bahasa Indonesia.
Riduwan (2010) menyatakan “Metode penelitian ini menggunakan metode deskriptif. Metode deskriptif digunakan untuk menjelaskan gejala-gejala, fakta-fakta, atau kejadian-kejadian secara sistematis dan akurat mengenai suatu objek yang diteliti”. Untuk mengetahui korelasi antara penguasaan kaidah bahasa Indonesia baku dengan sikap berbahasa mahasiswa, maka data hasil tes (lembar tes) dan nontes (kuesioner/angket) diolah dengan perhitungan korelasi product moment.
Penguasaan kaidah bahasa Indonesia baku mahasiswa KKN-Mandiri Universitas Suryakancana diperoleh hasil analisis data dari sampel 41 mahasiswa, sebanyak 9 mahasiswa dinyatakan memiliki tingkat penguasaan kaidah bahasa Indonesia baku berkategori baik , sebanyak 19 mahasiswa dinyatakan memiliki tingkat penguasaan kaidah bahasa Indonesia baku berkategori cukup , dan sebanyak 13 mahasiswa dinyatakan memiliki penguasaan kaidah bahasa Indonesia baku berkategori kurang .
Jika merujuk pada teori tentang pengertian penguasaan yang berbunyi “Penguasaan adalah pemahaman atau kesanggupan untuk menggunakan (pengetahuan, kepandaian, dsb.) (Alwi, dkk., 2001 : 604)”. Yang kemudian diperkuat dengan simpulan pernyataan yang menyatakan bahwa penguasaan kaidah bahasa Indonesia adalah segala sesuatu yang diketahui, dipahami, dan sanggup diaplikasikan berkenaan dengan segala aturan yang sudah pasti dan telah menjadi patokan dalam berbahasa Indonesia yang benar.
Kaidah bahasa Indonesia baku telah diungkapkan oleh Mubarak (2007) dalam 7 faktor, namun berdasarkan hasil analisis dalam penelitian ini setidaknya ada empat faktor yang paling mungkin dialami oleh mahasiswa, yakni :
(1) faktor rendahnya minat yakni kecenderungan atau keinginan yang tinggi terhadap kaidah bahasa Indonesia baku;
(2) adanya pengalaman kurang menyenangkan yang dialami mahasiswa berkenaan dengan belajar kaidah bahasa Indonesia baku;
(3) adanya kebudayaan pada lingkungan sekitar mahasiswa yang kurang mendukung mahasiswa untuk memahami dan menguasai kaidah bahasa Indonesia baku; dan
(4) kurangnya kemudahan dalam memperoleh atau mengakses informasi tentang kaidah bahasa Indonesia baku yang dihadapi mahasiswa.
Tentang sikap berbahasa mahasiswa KKN-Mandiri Universitas Suryakancana selaku pemakai bahasa Indonesia diperoleh hasil analisis data dari sampel 41 mahasiswa, sebanyak 21 mahasiswa dinyatakan memiliki sikap favorable atau bersikap positif terhadap kaidah dan penggunaan bahasa Indonesia baku dan sebanyak 20 mahasiswa dinyatakan memiliki sikap unfavorable atau bersikap negatif terhadap kaidah dan penggunaan bahasa Indonesia baku. Walaupun demikian, masih ada mahasiswa yakni kurang dari setengahnya yang telah mengalami kelunturan tiga ciri sikap bahasa tersebut yang ditandai adanya degradasi sikap kesetiaan bahasa, degradasi kebanggaan bahasa, dan degradasi kesadaran akan norma bahasa, sehingga semua itu bermuara pada timbulnya sikap negatif berbahasa Indonesia.
Garvin dan Mathiot (dalam Chaer, 2013 : 54) menyatakan . Ada tiga ciri sikap bahasa, yaitu, (1) kesetian bahasa (language loyalty) yang mendorong masyarakat suatu bahasa mempertahankan bahasanya, dan apabila perlu mencegah adanya pengaruh bahasa lain, (2) kebanggaan bahasa (language pride) yang mendorong orang mengembangkan bahasanya dan menggunakannya sebagai lambang identitas dan kesatuan masyarakat, dan (3) kesadaran adanya norma bahasa (awakeness of the norm) yang mendorong orang menggunakan bahasanya dengan cermat dan santun, dan merupakan faktor yang sangat besar pengaruhnya terhadap perbuatan, yaitu kegiatan menggunakan bahasa (language use). . .
Walaupun demikian, masih ada mahasiswa yakni kurang dari setengahnya yang telah mengalami kelunturan tiga ciri sikap bahasa tersebut yang ditandai adanya degradasi sikap kesetiaan bahasa, degradasi kebanggaan bahasa, dan degradasi kesadaran akan norma bahasa, sehingga semua itu bermuara pada timbulnya sikap negatif berbahasa Indonesia.
Berdasarkan hasil penelitian Sugiyono dan Sasangka (2011, 141-142) terhadap sikap bahasa masyarakat kota di Indonesia dalam bagian kesimpulannya diterangkan bahwa :
Umumnya masyarakat kota di Indonesia mempunyai sikap yang cukup positif, baik terhadap bahasa Indonesia, bahasa daerah, maupun bahasa asing. Indeks sikap bahasa terendah berkisar 0,11 dan indeks sikap bahasa tertinggi berkisar 0,14. Namun, indeks sikap bahasa masyarakat terhadap bahasa Indonesia secara umum tidak setinggi indeks sikap mereka terhadap bahasa daerah apalagi sikap terhadap bahasa asing. Berdasarkan hasil pembandingan indeks, sikap masyarakat terhadap bahasa asing tampaknya masih lebih positif dibandingkan dengan sikapnya terhadap bahasa Indonesia dan sikapnya terhadap bahasa daerah. Sementara itu sikap masyarakat terhadap bahasa Indonesia lebih rendah daripada sikapnya terhadap bahasa daerah, apalagi sikapnya terhadap bahasa asing.
Jika merujuk pada hasil penelitian Sugiyono dan Sasangka, walaupun indeks sikap bahasa terendah berada pada bahasa Indonesia, namun setidaknya secara umum masyarakat Indonesia masih mempunyai sikap yang cukup positif terhadap bahasa Indonesia, sehingga hal ini pun setidaknya cukup selaras dengan hasil penelitian ini yang menyatakan bahwa lebih dari setengahnya mahasiswa bersikap positif terhadap bahasa Indonesia baku.
Hal tersebut sesuai dengan pendapat Azwar (1997) bahwa sikap adalah suatu bentuk evaluasi atau reaksi perasaan. Sikap seseorang terhadap suatu objek adalah perasaan mendukung atau memihak (favorable) , maupun perasaan tidak mendukung atau tidak memihak (unfavorable). Secara lebih spesifik memformulasikan sikap sebagai derajat efek negatif terhadap suatu objek psikologis. Sikap belum merupakan suatu tindakan atau aktivitas akan tetapi merupakan predisposisi tindakan atau perilaku. Selaras dengan pendapat Sarnoff, (dalam Wiriadiputri, 2016 : 49) bahwa sikap adalah kesediaan untuk bereaksi secara positif atau negatif terhadap objek tertentu.
Dari kedua pendapat tersebut, dapat disimpilkan bahwa sikap adalah suatu bentuk evaluasi atau reaksi perasaan, dan juga ketersediaan kita untuk bereaksi secara positif atau negatif terhadap suatu objek tertentu, dan sikap seseorang terhadap suatu objek bersifat mendukung atau memihak.
Walaupun hasil penelitian ini bertolak belakang dan tidak dapat diperkuat oleh hasil penelitian Apriliani, Suwandi, dan Setiawan tersebut di atas, akan tetapi setidaknya inilah indikasi realita yang ada dan terjadi serta melanda mahasiswa, khususnya mahasiswa Kuliah Kerja Nyata Mandiri Tahun 2017 Universitas Suryakancana. Sehingga menurut pendapat peneliti, tidak menutup kemungkinan adanya perbedaan hasil penelitian tersebut dapat diakibatkan karena adanya perbedaan variabel penelitian atau variabel yang diteliti dan jumlah sampel yang diteliti. Dengan demikian adanya dua hasil penelitian yang bertolak belakang tersebut membuka kesempatan untuk peneliti lainnya agar mau meneliti penelitian yang sejenis dengan penelitian ini.
Berdasarkan analisis data dan pembahasan hasil analisis pada bab-bab sebelumnya, maka sampailah pada bagian akhir laporan penelitian, yaitu bab kesimpulan. temuan tersebut dapat dinyatakan bahwa lebih dari setengah mahasiswa telah cukup menguasai kaidah bahasa Indonesia baku, namun masih perlu adanya upaya-upaya pengembangan diri yang harus dilakukan mahasiswa dengan dibantu dan difasilitasi para dosen agar kemampuan berbahasa Indonesia, khususnya tentang kaidah bahasa Indonesia baku mahasiswa lebih baik lagi, sehingga dengan sendirinya hipotesis penelitian ini ditolak atau tidak diterima.
Penelitian ini tentang penguasaan kaidah bahasa Indonesia, maka pemeriksaan berkala mengenai penguasaan kaidah bahasa Indonesia baku para mahasiswanya melalui teknik tes atau pun kuis dianggap perlu dilakukan.
Komentar
Posting Komentar